Kesehatan Ekonomi Dan Iklim Investari RI Akan Tetap Terjaga Hingga Di Tahun 2019

Buletin Nasional. Tingkat kesehatan ekonomi dan iklim investasi Indonesia diyakini tetap terjaga dan kondusif pada 2019. Pasalnya, kondisi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diproyesi menurun. Sementara aliran dana investasi dari dalam dan luar negeri akan tetap kuat.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Anton Gunawan menyatakan, efek sentimen global adalah aliran dana investor asing cenderung terbatas. Meski demikian, kesehatan perekonomian Indonesia masih cukup baik. Dia memproyeksi, pada 2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5-5,1 persen dan tingkat inflasi berkisar 4,5 persen.

"Dari segi CAD semestinya, tahun depan itu bisa membaik. Nah, dari segi pasar keuangan walau tantangan masih ada karena normalisasi The Federal Reserve (The Fed) baru berakhir pada 2020, tapi belakangan ini terlihat sudah ada pembalikan dana investor," ujar Anton di sela Indonesia Invesment Conference Exhibition di Jakarta, Rabu (21/11).

Adapun peneliti senior bidang ekonomi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero menyampaikan, sejauh ini aliran dana investor asing masih dalam kondisi jual bersih (net sell) secara year to date (YtD). Namun dalam periode sama, aliran dana investasi investor asing di pasar surat utang negara (SUN) tetap dalam kondisi positif atau beli bersih (net buy).

Meninjau transaksi perdagangan saham di BEI sampai 19 Oktober lalu, total net sell investor asing mencapai Rp 44,79 triliun. Adapun posisi net sell tersebut sudah turun Rp 12,95 triliun, dibandingkan posisi net sell Rp 57,72 triliun pada 12 Oktober 2018. Penurunan net sell, terjadi setelah beberapa kali investor asing mulai kembali ke pasar saham.

Untuk mendukung masuknya aliran dana investor dalam dan luar negeri, menurut Poltak, BEI mendorong penambahan produk baru, baik dari segi emiten atau produk pasar modal lainnya, termasuk produk derivatif baru yang dapat membantu lindung nilai (hedging) atas saham atau SUN di Indonesia.

"Harapannya, produk baru itu meluncur pada 2019 dan dapat membantu menjaga risiko portofolio investor asing, maupun manajer investasi di Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemenlu Akhirnya Pulangkan Staf KBRI Terkait Kasus Suap 3 Warga Singapura

Pemerintah Merancang Hukum Omnibus Untuk Kemudahan Perizinan Usaha

Rumor Hukum Di Balik Polemik Ambang Batas SKD CPNS Tahun 2018